Jumat, 06 Februari 2015

Bahaya Minum Teh Setelah Makan

Teh merupakan minuman yang nikmat di seduh kapan pun . Teh juga sudah seperti minuman wajib orang Indonesia. Seperti yang kita ketahui minum teh setelah makan sudah kebiasaan orang Indonesia. Coba lihat tempat makan mulai dari warung pinggiran sampai restoran besar pasti ada minuman jenis ini. Minum teh dipagi hari juga sangat menyenangkan ditemani pisang goreng atau roti. Namun taukah sobat, minum the setelah makan sangat tidak dianjurkan dalam segi medis. Minum teh setelah makan terbukti bisa mengakibatkan anemia. Hal tersebut berdasarkan riset dari Bagian Kesehatan Ibu dan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro, Semarang. 

Minum teh paling tidak sejam sebelum atau setelah makan akan mengurangi daya serap sel darah terhadap zat besi sebesar 64 %. Pengurangan daya serap akibat teh ini lebih tinggi daripada akibat sama yang ditimbulkan oleh minum segelas kopi setelah makan. Kopi mengurangi daya serap hanya 39 %. Bila kita makan menu standar plus segelas teh, zat besi yang diserap hanya setengah dari makanan yang kita makan.

 Pengurangan daya serap zat besi itu diakibatkan oleh zat tanin dalam teh. Sifat zat ini mengikat mineral. Anda mungkin sering melihat adanya lapisan tipis di permukaan air teh, bila air yang dipergunakan banyak mengandung mineral (air sadah). Lapisan tipis tersebut sesungguhnya adalah hasil reaksi antara mineral dengan tanin, membentuk tanat. apabila tanin tersebut bereaksi dengan mineral-mineral dalam makanan, maka mineral tersebut akhirnya tidak dapat digunakan tubuh dan terbuang bersama feses.

Menurut Dr. Rachmad Soegih, ahli gizi dari RS Cipto Mangunkusumo, Jakarta, zat tanin itu sendiri memang menghambat produksi hemoglobin. Kalau memang mau menghindari teh dan mendapatkan banyak zat besi, sebaiknya teh digantikan air jeruk sebagai peneman makan.

Akan tetapi dianjurkan untuk memberi jeda antara konsumsi makanan dengan minum teh lebih kurang sekitar dua jam. Anjuran untuk tidak minum teh langsung setelah makan berkaitan dengan interaksi antara asam fitat yang terkandung dalam teh yang dapat menghambat penyerapan zat besi dari makanan.Oleh karena asam fitat merupakan zat nongizi yang dapat mengikat mineral besi (Fe), seng (Zn), atau magnesium (Mg). Akibatnya, mineral-mineral itu tidak dapat diserap oleh tubuh. Dikhawatirkan akan menyebabkan anemia atau kekurangan zat besi.

Zat besi sendiri terbagi dua: zat besi heme, terdapat dalam makanan-makanan yang berasal dari sumber hewani dan zat besi nonheme, terdapat di makanan nabati. Zat besi heme dapat diserap oleh tubuh dua kali lipat daripada besi nonheme.Jika makanan yang kita konsumsi lebih banyak mengandung zat besi heme dan vitamin C (ascorbic acid) yang akan meningkatkan penyerapan zat besi – hambatan penyerapan dari teh masih dapat teratasi.

Minum jus buah yang mengandung vitamin C juga akan membantu tingkatkan penyerapan zat besi. Namun tak dianjurkan minum jus buah mengandung banyak gula. Lebih baik makan saja buah segar.Sebenarnya, tidak terlalu dilarang minum teh setelah makan apabila menu yang kita makan bervariasi. Ada sumber bahan makanan nabati, hewani, serta vitamin C yang cukup dari sayur dan buah. Tapi, daripada bingung memikirkan boleh atau tidak, lebih aman minum air putih.
(dr. Dian Novita Chandra, Departemen Ilmu Gizi FKUI. Sumber: Intisari)



1 komentar: