Teh
merupakan minuman yang nikmat di seduh kapan pun . Teh juga sudah seperti
minuman wajib orang Indonesia. Seperti yang kita ketahui minum teh setelah
makan sudah kebiasaan orang Indonesia. Coba lihat tempat makan mulai dari
warung pinggiran sampai restoran besar pasti ada minuman jenis ini. Minum teh
dipagi hari juga sangat menyenangkan ditemani pisang goreng atau roti. Namun
taukah sobat, minum the setelah makan sangat tidak dianjurkan dalam segi medis.
Minum teh setelah makan terbukti bisa mengakibatkan anemia. Hal tersebut
berdasarkan riset dari Bagian Kesehatan Ibu dan Anak Fakultas Kedokteran
Universitas Diponegoro, Semarang.
Minum
teh paling tidak sejam sebelum atau setelah makan akan mengurangi daya serap
sel darah terhadap zat besi sebesar 64 %. Pengurangan daya serap akibat teh ini
lebih tinggi daripada akibat sama yang ditimbulkan oleh minum segelas kopi
setelah makan. Kopi mengurangi daya serap hanya 39 %. Bila kita makan menu
standar plus segelas teh, zat besi yang diserap hanya setengah dari makanan
yang kita makan.
Pengurangan
daya serap zat besi itu diakibatkan oleh zat tanin dalam teh. Sifat zat ini
mengikat mineral. Anda mungkin sering melihat adanya lapisan tipis di permukaan
air teh, bila air yang dipergunakan banyak mengandung mineral (air sadah).
Lapisan tipis tersebut sesungguhnya adalah hasil reaksi antara mineral dengan
tanin, membentuk tanat. apabila tanin tersebut bereaksi dengan mineral-mineral
dalam makanan, maka mineral tersebut akhirnya tidak dapat digunakan tubuh dan
terbuang bersama feses.
Menurut
Dr. Rachmad Soegih, ahli gizi dari RS Cipto Mangunkusumo, Jakarta, zat tanin
itu sendiri memang menghambat produksi hemoglobin. Kalau memang mau menghindari
teh dan mendapatkan banyak zat besi, sebaiknya teh digantikan air jeruk sebagai
peneman makan.
Akan
tetapi dianjurkan untuk memberi jeda antara konsumsi makanan dengan minum teh
lebih kurang sekitar dua jam. Anjuran untuk tidak minum teh langsung setelah
makan berkaitan dengan interaksi antara asam fitat yang terkandung dalam teh
yang dapat menghambat penyerapan zat besi dari makanan.Oleh karena asam fitat
merupakan zat nongizi yang dapat mengikat mineral besi (Fe), seng (Zn), atau
magnesium (Mg). Akibatnya, mineral-mineral itu tidak dapat diserap oleh tubuh.
Dikhawatirkan akan menyebabkan anemia atau kekurangan zat besi.
Zat
besi sendiri terbagi dua: zat besi heme, terdapat dalam makanan-makanan yang
berasal dari sumber hewani dan zat besi nonheme, terdapat di makanan nabati.
Zat besi heme dapat diserap oleh tubuh dua kali lipat daripada besi
nonheme.Jika makanan yang kita konsumsi lebih banyak mengandung zat besi heme
dan vitamin C (ascorbic acid) yang akan meningkatkan penyerapan zat besi
– hambatan penyerapan dari teh masih dapat teratasi.
Minum
jus buah yang mengandung vitamin C juga akan membantu tingkatkan penyerapan zat
besi. Namun tak dianjurkan minum jus buah mengandung banyak gula. Lebih baik
makan saja buah segar.Sebenarnya, tidak terlalu dilarang minum teh setelah
makan apabila menu yang kita makan bervariasi. Ada sumber bahan makanan nabati,
hewani, serta vitamin C yang cukup dari sayur dan buah. Tapi, daripada bingung
memikirkan boleh atau tidak, lebih aman minum air putih.
(dr. Dian
Novita Chandra, Departemen Ilmu Gizi FKUI. Sumber: Intisari)
weeh, kadang aku minum teh ek abis makan
BalasHapus